Populasi penyakit gagal ginjal di Indonesia dari tahun ke tahun kian meningkat. Tentu ini tak mengagetkan mengingat peningkatan populasi pasien diabetes dan hipertensi sebagai penyumbang terbanyak pasien gagal ginjal di Indonesia. Dan trend penderita gagal ginjal tidak lagi didominasi kaum berumur. Sekarang ini pasien yang cuci darah usianya masih muda-muda yang berkisar 15-44 tahun. Gagal ginjal di usia muda bisa terjadi karena faktor pekerjaan yang tanpa disadari menuntun ke arah gaya hidup tidak sehat. Gagal ginjal akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal dalam membersihkan darah dari bahan-bahan beracun yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah (misalnya urea/ureum).
Umumnya disebabkan karena aliran darah ke ginjal berkurang, penyumbatan aliran kemih, dan trauma ginjal. Berdasarkan data yang dirilis PT. Askes pada tahun 2010 jumlah pasien gagal ginjal ialah 17.507 orang. Kemudian meningkat lagi sekitar lima ribu lebih pada tahun 2011 dengan jumlah pasti sebesar 23.261 pasien. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2012 mengalami peningkatan kendati tak sebanyak dari tahun 2010 ke 2011 dengan peningkatan 24.141 pasien, penambahan sekitar 880 orang. Pada tahun 2013 sendiri tren-nya akan terus meningkat terkait terus meningkatnya populasi penyakit diabetes dan juga hipertensi. Perhimpunan Nefrolog (ahli ginjal dan hipertensi) Indonesia atau Pernefri melaporkan peningkatan pasien gagal ginjal tidak diiringi dengan peningkatan mesin dialisis pencuci darah sehingga banyak pasien gagal ginjal tidak dapat terlayani dengan baik pencucian darahnya sehingga bisa pasien tersebut bisa terjadinya koma dan kematian. Pada tahun 2012 menurut data Askes, pelayanan dialisis menyerap 24 persen dari total biaya pelayanan kesehatan katostropik, yakni mencapai 428 miliar. Biaya tersebut naik 35 persen dari tahun sebelumnya dengan penambahan kasus sampai 14 persen.
Untuk itulah kami juga mempelajari sebab-sebab orang bisa terkena gagal ginjal yang mengharuskan untuk cuci darah dengan berkunjung ke rumah sakit PGI Cikini sebagai center pengobatan penyakit ginjal. Bahkan rumah sakit ini telah mampu melayani pasien yang ingin melakukan tindakan transplantasi ginjal. Sebelum berkunjung ke unit hemodialisa kami mendapatkan pembekalan materi yang sangat menarik mengenai pencegahan kerusakan ginjal yang dibawakan oleh seorang dokter yang berpengalaman. Semoga apa yang kami terima akan bisa tersebarluas dimasyarakat agar tidak banyak orang yang terkena penyakit gagal ginjal yang harus cuci darah.
Foto Bersama dengan Direktur dan Jajaran Manajemen Rumah Sakit PGI Cikini