Data statistik menunjukkan makin banyak penyakit menular bermunculan dan senantiasa mengancam kesehatan kita. Jangan biarkan diri sendiri dan anak anda terserang oleh infeksi yang dapat membahayakan hidup. Lindungi diri sendiri dan keluarga dari infeksi melalui vaksinasi.
Vaksinasi tidak hanya diberikan pada anak-anak, orang dewasa pun membutuhkan vaksinasi. Anggapan bahwa tubuh orang dewasa sudah terbentuk sempurna, sehingga tidak lagi memerlukan vaksinasi adalah salah. Sebab, semakin bertambah usia, kekebalan tubuh menurun, sehingga dibutuhkan vaksinasi untuk membentengi tubuh dari serangan penyakit.
Namun kesadaran untuk melakukan vaksinasi dikalangan orang dewasa tidaklah setinggi antusiasme para orangtua untuk memberikan vaksinasi pada anak-anak mereka. Mereka beranggapan bahwa manfaat vaksinasi pada anak diyakini dapat mencegah penularan berbagai penyakit infeksi jauh lebih baik dibandingkan pada orang dewasa. Padahal anggapan mereka tersebut adalah keliru. Vaksinasi ternyata pada orang dewasa dapat mencegah kematian seratus kali lipat dibandingkan pada anak-anak.
Vaksinasi merupakan suatu tindakan memberikan zat antigenik (zat yang diambil dari organisme virus atau bakteri yang dimatikan atau dilemahkan) yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit. Pemberian vaksinasi selain merangsang dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh ternyata dapat juga digunakan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).
Orang-orang yang perlu diberikan vaksinasi adalah bayi dan anak balita, anak sekolah, remaja, manula, calon jemaah haji, orang yang akan bepergian keluar negeri dan lain-lain. Tapi ada kelompok yang sangat memerlukan vaksinasi yaitu orang dewasa yang memiliki faktor risiko tinggi terhadap satu penyakit dan komplikasinya, di antaranya orang berusia di atas 60 tahun yang rentan menderita influenza, penderita penyakit kronis seperti paru kronis, jantung, dan gagal ginjal, juga petugas kesehatan reguler yang sering kontak dengan penderita yang berisiko tinggi.
Beberapa jenis vaksinasi yang biasa diberikan untuk anak-anak adalah BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, Campak, Hib, Pneumokokus (PVC), Influenza, MMR, Tifoid, Hepatitis A sedangkan vaksinasi untuk orang dewasa antara lain Influenza, Hepatitis A, Hepatitis B, Tetanus, MMR, Tifoid, Pneumokokus (PVC), Meningokok, dan Kanker Serviks. Banyak sekali mitos-mitos yang berkembang dalam masyarakat yang menyesatkan mengenai seputar vaksin diantaranya adalah:
- Vaksinasi justru menyebabkan penyakit
- Jika semua orang lain telah menerima vaksinasi maka saya terlindung dari ketularan
- Vaksinasi tidak 100% efektif
- Vaksinasi menimbulkan efek samping berbahaya
- Orang tidak perlu vaksinasi jika dia sehat, aktif & makan cukup banyak yang bergizi
- Jika orang tidak sehat 100%, vaksin tidak boleh diberikan
- Pada seri vaksinasi, kalau satu kali diberi terlambat, seri harus mulai lagi dari semula
- Penyakit autisme disebabkan imunisasi MMR
- Vaksin dianggap tidak penting
- Anak-anak terlalu banyak dan terlalu dini mendapatkan vaksin sehingga berbahaya
Meski sampai saat ini penyakit infeksi belum dapat dieradikasi (dihilangkan) namun tubuh yang telah mendapatkan vaksinasi sudah mempunyai kekebalan aktif terhadap organisme penyebab penyakit infeksi sehingga mengurangi kefatalan penyakit tersebut.
Berikut ini disampaikan juga 7 fakta yang harus dan berhak diketahui oleh setiap orang, keluarga dan kelompok masyarakat tentang vaksinasi:
- Vaksinasi sangat penting untuk meningkatkan pertahanan tubuh terhadap penyakit infeksi yang berbahaya. Vaksinasi yang diberikan 85-99% berhasil merangsang tubuh membuat antibodi. Orang yang tidak mendapatkan vaksinasi akan mudah terkena penyakit yang bersangkutan, menjadi cacat permanen, menderita kekurangan gizi dan bahkan kematian.
- Pada tubuh yang mengalami infeksi ringan, vaksin masih dapat bekerja. Pada anak yang sakit batuk pilek biasa, demam ringan (kurang dari 38 derajat Celcius), diare tanpa lendir atau darah pada tinja, vaksinasi tetap boleh diberikan.
- Jika anak tidak diberi vaksinasi (termasuk booster) pada saat dijadwalkan maka vaksinasi (termasuk booster) yang terlambat diberi saja, dan jadwal dimulai lagi dari tahap itu, bukan dari semula.
- Pemberian vaksinasi secara simultan/kombinasi aman bagi dan memberikan perlindungan lebih cepat.
- Semua wanita hamil harus mendapatkan vaksin tetanus untuk perlindungan diri dan bayinya.
- Vaksinasi harus dilakukan dengan mempergunakan jarum dan alat suntik yang baru. Setiap orang harus meminta jarum dan alat suntik baru bila akan divaksinasi.
- Penyakit akan menyebar secara cepat saat orang berdekatan. Semua anak yang tinggal di kondisi yang padat, khususnya di penampungan pengungsi atau saat kondisi bencana alam, harus mendapatkan vaksinasi sesegera mungkin.
Vaksinasi biasanya tidak menimbulkan suatu reaksi pada tubuh seseorang namun jika ada reaksi biasanya bersifat ringan seperti timbulnya gejala panas, demam, bengkak atau nyeri pada daerah bekas suntikan biasanya berlangsung kurang dari 3 hari dan jarang sekali terjadi kejang-kejang atau reaksi alergi berat. Sebenarnya reaksi yang timbul tersebut menandakan bahwa tubuh sedang membentuk antibodi terhadap suatu penyakit.
Selain itu vaksinasi juga berdampak besar pada perkembangan sosial dan ekonomi, karena kontribusinya dapat mengurangi kebutuhan biaya pengobatan dari rumah sakit, mengurangi kecacatan permanen serta mengurangi kejadian penyakit luar biasa atau wabah.
Mengingat pentingnya vaksinasi maka perhatian terhadap imunisasi ini mesti ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kepedulian dan ketersediaan vaksin yang murah dan mudah dijangkau. Vaksinasi juga bukan upaya pemborosan, tetapi harus dilihat sebagai investasi yang amat menguntungkan, bukan hanya bagi kesehatan tetapi juga dari segi biaya hidup.